Wednesday, 8 July 2015

TENTANG KALIMANTAN
Kalimantan adalah sebuah wilayah di Pulau Kalimantan di bawah administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Kalimantan berbatasan dengan Sabah dan Sarawak di bagian utara, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Selat Karimata, di bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, dan Laut Sulawesi. Sebelum pemekaran pada tahun 1957 wilayah ini merupakan satu wilayah administratif/provinsi yang beribukota di Banjarmasin.
 
BUDAYA KALIMANTAN
Ada 5 budaya dasar masyarakat asli rumpun Austronesia di Kalimantan atau Etnis Orang Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser. Pada sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).
Suku Melayu menempati wilayah Kalimantan Barat, terutama kawasan pesisir. Suku Banjar menempati Kalimantan Selatan dan menyebar hingga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Suku Bugis terdapat di daerah pesisir pantai Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Di kawasan pesisir Kalimantan Timur juga ditempati Suku Kutai, Berau, Paser, Tidung dan Bulungan. Suku Dayak menempati daerah pedalaman Kalimantan. Orang Tionghoa banyak bermukim di Kalimantan Barat terutama kawasan perkotaan seperti Singkawang dan Pontianak.
Program transmigrasi juga berpengaruh besar terhadap demografi Kalimantan. Suku transmigran yang terdapat di Kalimantan yaitu Suku Jawa yang menyebar di hampir seluruh daerah di Kalimantan, Madura, Sunda, Bali serta etnis asal NTB dan NTT.
Memang beberapa kota di pulau Kalimantan diduduki secara politis oleh mayoritas suku-suku pendatang seperti Tionghoa-Hakka (Singkawang), suku Jawa (Balikpapan, Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan, Tawau) dan sebagainya. Suku-suku imigran tersebut berusaha memasukkan unsur budayanya dengan alasan tertentu, padahal mereka tidak memiliki wilayah adat dan tidak diakui sebagai suku asli Kalimantan, walaupun keberadaannya telah lama datang menyeberang ke pulau ini. Suku Bugis merupakan suku imigran pertama menetap, ber-inkorporasi dan memiliki hubungan historis dengan kerajaan-kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di Kalimantan. Beberapa waktu yang lalu suku Bugis, mengangkat seorang panglima adat untuk pulau Nunukan yang menimbulkan reaksi oleh lembaga adat suku-suku asli. Tari Rindang Kemantis adalah gabungan tarian yang mengambil unsur seni beberapa etnis di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Padang dan Sunda[16] dianggap kurang mencerminkan budaya lokal sehingga menimbulkan protes lembaga adat suku-suku lokal. Di Balikpapan pembentukan Brigade Lagaligo[sebuah organisasi kemasyarakatan warga perantuan asal Sulawesi Selatan dianggap provokasi dan ditentang ormas suku lokal. Kota Sampit pernah dianggap sebagai Sampang ke-2. Walikota Singkawang yang berasal dari suku Tionghoa membangun di pusat kota Singkawang sebuah patung liong yaitu naga khas budaya Tionghoa yang lazim ditaruh atau disembahyangi di kelenteng. Pembangunan patung naga ini merupakan simbolisasi hegemoni politik ECI Etnis Cina Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di Singkawang sehingga menimbulkan protes oleh kelompok Front Pembela Islam, Front Pembela Melayu dan aliansi LSM. Penguatan dominasi politik ECI merupakan upaya revitalisasi negara Lan Fang yang tentu saja akan ditolak oleh suku-suku bukan ECI, namun di lain pihak, suku Dayak mendukung keberadaan patung naga tersebut. Dalam budaya Kalimantan karakter naga biasanya disandingkan dengan karakter enggang gading, yang melambangkan keharmonisan dwitunggal semesta yaitu dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku imigran telah membuat tulisan yang menyinggung etnis MelayuWalaupun demikian sebagian budaya suku-suku Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan inkorporasi unsur-unsur budaya dari luar misalnya sarung Samarinda, sarung Pagatan, wayang kulit Banjar, benang bintik (batik Dayak Ngaju), ampik (batik Dayak Kenyah), tari zafin dan sebagainya.
Pada dasarnya budaya Kalimantan terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini setiap tahun ditampilkan dalam Festival Borneo yang ikuti oleh keempat provinsi di Kalimantan diadakan bergiliran masing-masing provinsi.[30][31][32] Kalimantan kaya dengan budaya kuliner, diantaranya masakan sari laut.[33]

MAKANAN KHAS KALIMANTAN

.

Bubur Pedas
Makanan ini tidaklah sepedas rasanya, nama makanan ini mengingatkan saya pada satu pepatah “Apalah arti sebuah nama”. Bubur pedas ini merupakan sebutan makanan yang biasanya dibuat dengan bahan dasar semua sayuran Empat Sehat Lima Sempurna lengkap dengan bumbu (lengkuas,cabe air/daun kesum). Kenapa saya katakan seperti itu, sebab bahan makanan itu berasal dari sayuran segar yang diracik-kecil-kecil lalu dimasak jadi satu. Bubur pedas pertama kali ditemukan oleh suku melayu Sambas yang tinggal di pesisir pantai dikawasan Pontianak dan kemudian dipopulerkan sebagai makanan khas Pontianak. Kuliner satu ini menarik minat pengunjung untuk datang ke Pontianak dan merasakan kelezatan Bubur Pedas.
Es Lidah Buaya
Dari namanya, anda sudah bisa menebak bahan dasar minuman ini. Ya, bahannya terbuat dari tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera). Seperti yang kita tau, lidah buaya hanya diproduksi sebagai alat kecantikan wanita dan shampoo, tetapi di Pontianak anda akan menemukan rasa baru Es Lidah Buaya tersebut. Es lidah buaya terasa agak kenyal hampir sama ketika kita meminum jus rumput laut. Penasaran? Sempatkan diri anda untuk berkunjung di dangau Lidah Buaya yang menjual aneka masakan khas Pontianak di Jl.28 Oktober tepatnya Pontianak Utara.


Mie Sagu
Bahan dasar masakan ini terbuat dari tepung sagu yang di campur dengan air kemudian di iris tipis sehingga menyerupai mie. Kemudian setelah dipotong kecil-kecil, lalu direbus dan setelah matang dihidangkan dengan bumbu sesuai selera. Silakan mencoba.
 Cucur 
Cucur merupakan salah satu kue tradisional atau jajanan kecil di Pontianak. Bentuknya tergolong unik, bulat dengan gerigi-gerigi kecil disampingnya. agak mirip dengan kue Dorayaki yang sering dimakan Doraemon. Cucur sering dijumpai saat berbelanja di tempat jajanan kecil di emperan kota pontianak.
Lemang
Pulut yang dimasak didalam bambu, dicampur santan dan bumbu. Didalam bambu tersebut dimasukkan daun pisang agar nasi pulut tersebut tidak melekat. Lalu bambu yang sudah di isi beras pulut tadi dipanggang pada perapian tradisional. Rasanya sangat lezat jika dimakan sewaktu hangat

Pengkang
Bentuknya seperti kerucut kecil dan dibungkus daun pisang. Pengkang ini berisi udang dan kelapa onseng. makanan tersebut dipanggang pada panggangan sate.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Tengah